Labu Botol dan Tawon Klanceng

Mungkin teman-teman menjadi bingung dengan judul diatas: apa hubungannya labu botol dengan tawon klanceng? 

Pada tulisan di awal tentang labu botol, dibutuhkan ekstra ketekunan untuk melakukan penyerbukan sendiri dengan mengawinkan bunga jantan dan bunga betina labu botol yang letaknya terpisah jauh.

Gampangnya kita harus menjadi penghulu “pernikahan” bunga jantan dan bunga betina karena bunga mekar menjelang petang sehingga serangga sudah banyak yang sudah menikmati tidur malamnya. Sehingga setiap petang saya harus mencari bunga jantan yang mekar, memetiknya kemudian merontokkan tepungsari bunga jantan ke dalam bunga betina.

Dari pengalaman selama ini, bila tidak ikut campur tangan hanya dihasilkan buah labu botol kurang dari 15 buah jumlahnya. Tetapi bila ikut campur tangan bisa dihasilkan 30-40 buah labu botol.

Kurang lebih tiga bulan yang lalu setelah membaca artikel tentang propolis yang dihasilkan oleh tawon klanceng, saya mencoba membeli koloninya untuk dipelihara dan di-budidayakan. Ternyata, tanpa sengaja si tawon mungil ini menjadi penyerbuk yang handal dari bunga-bunga calon buah labu botol karena perilakunya yang sangat berbeda dengan tawon lainnya. Dia bangun lebih pagi dan berhenti bekerja menjelang petang – sehingga karena sarangnya diletakkan tepat dibawah rerimbunan sulur-sulur labu botol, sebelum menikmati istirahat malamnya masih sempat singgah dan menjadi penghulu  bunga-bunga labu botol. 

Alhasil, saya harus mengurangi jumlah bakal buah yang telah terbentuk karena letaknya saling berdekatan dan jumlahnya melimpah – bila tidak dikurangi akan terbentuk buah labu botol yang kecil dengan jumlah yang banyak. Saya lebih memilih mendapatkan buah labu botol yang besar walaupun jumahnya sedikit dibandingkan dengan buah yang banyak tetapi kecil-kecil.

Dengan buah yang besar akan didapatkan benih yang besar juga, yang akan menjamin keturunannya nanti juga besar-besar seperti induknya.

Sekarang sudah menjadi paham khan dengan hubungan labu botol dan tawon klanceng?